Friday, May 31, 2013

KBB #34 : Bika Ambon (Made in Indonesia)


Whaaattt??? Bika ambon? *pingsan*

Tidak pernah kebayang sedikitpun kalau harus berhadapan sama resep bika ambon. Kebayang ribet dan ngeri gagal. Resep tradisional Indonesia itu rumit.. Hebat banget yaa nenek moyang kita yang menciptakan begitu beraneka ragam masakan yang tidak hanya lezat tapi butuh keahlian yang dahsyat...

Kalau mau praktis, yaaa tinggal beli aja di pasar tradisional atau toko2 yang menjual jajanan pasar. Iya kan? Tidak perlu merogoh saku sampe dalem kita sudah bisa beli beraneka ragam kue.. Syedaaapppp...
Tapi.. Begitu kita bisa menaklukkannya sendiri di dapur kita, rasanya luaaarr biasaaa...

Memang perlu keinginan yang besar sekali untuk bisa memulai, kalau tidak karena tantangan KBB kali ini entah kapan pula si resep bika ambon bakalan jadi salah satu penghuni list resep yang mau dicoba.

BIKA AMBON
by Rachmah Setyawati
Bahan Biang :
50 gr Tepung Terigu
20 gr Ragi
25 gr Gula Pasir
3 gr Garam Halus
100 ml Air Kelapa

Bahan lainnya :
250 gr Tepung Tapioka/Kanji
12 butir kuning telur
4 butir putih telur
275 gr Gula Pasir

Bahan Cair :
500 ml Santan mentah kental (dari 2 butir kelapa utuh)
2 gr Garam halus
3 btg Serai
8 lbr daun jeruk (buang tulang daunnya)
2 lbr daun pandan

Cara membuat :
1. Aduk bahan biang. Taruh dlm baskom ragi instant, tepung terigu, lalu gula pasir dan garam halus. Tuangi air kelapa, uleni /aduk dengan tangan hingga merata, lalu tutup baskom dengan lap/plastik wrap, diamkan hingga 30-45 menit. Biarkan hingga adonan biang mengembang.
2. Sambil menunggu adonan biang mengembang, masak santan kental beserta garam halus, serai, daun jeruk dan daun pandan , hingga panas saja (tidk sampai mendidih). Sisihkan , biarkan dingin suhu ruang.
3. Kocok semua telur dan gula pasir hingga mengental. Kemudian ambil adonan biang, campurkan dengan tepung tapioka/kanji, aduk menggunakan tangan merata. Lalu tambahkan adonan telur kental tadi ke dalamnya sedikit demi sedikit sambil terus diaduk tangan. Gerakkan telapak tangan naik turun saat mengaduknya (dikeplok-keplok), hingga tercampur merata semua adonan. Kemudian masukkan santan kental yang sudah disaring terlebih dahulu. Aduk rata kembali menggunakan tangan,dgn cara yg sama dikeplok-keplok hingga adonan tercampur rata dengan tekstur yg halus (sekitar hampir 20menit), kemudian diamkan adonan ini hingga 3 jam (tutup atas dgn lap/plastic wrap).
4. Setelah 3 jam, olesi tipis2 seluruh permukaan loyang dgn minyak goreng. Alasi permukaan dasar loyang dgn kertas roti dan poles lagi minyak goreng. 
5. Panaskan oven dengan panas sedang (sekitar 160 derajat celcius) - api bawah saja. Letakkan sejenak loyang tadi sekitar 15 menit di dalam oven, kemudian keluarkan dan tuang adonan ke dalam loyang.
6. Masukkan loyang berisi adonan ke dalam oven, panggang di rak paling bawah, buka sedikit pintu oven , hanya hingga adonan bika ambon dlm loyang sudah terlihat berlubang2 permukaan atasnya (pertanda sudah mulai terbentuk serat pd adonan bika ambon, baru kemudian tutup pintu oven , lanjutkan pemanggangan hingga matang sempurna, sekitar 40-50menit. 
Lakukan tes tusuk untuk lebih menyakinkan apakah kue sdh matang sempurna. Setelah matang, matikan api bawah oven,
Lalu nyalakan api atas, panggang sejenak/hingga permukaan bika ambon terlihat lebih kecoklatan. 
7. Matikan api oven, keluarkan bika ambon, diamkan di suhu ruang hingga dingin, baru kemudian gunakan pisau kecil tajam, untuk membantu mengeluarkan bika ambon dari loyangnya.
Keterangan : untuk loyang kotak ukuran 20X20X7/10cm

Naahh sekarang mari kita gali bagaimana proses pembuatannya..
untuk resep ini, diperlukan waktu kurang lebih 7 jam (ukuran kerja saya yah) dari mulai persiapan bahan, sampai keluar dari oven. Jadi memang butuh spare waktu yang cukup untuk membuatnya. Tidak boleh buru-buru, soalnya banyak proses yang harus didiamkan dahulu.

Mari kita membuat biang dahulu, karena adonan biang harus didiamkan sampai mengembang.


Sambil menunggu biang istirahat, kita siapkan adonan cairnya ya. Coba lihat bahan dasarnya, sangat Indonesia! ada sereh, daun jeruk dan daun pandan. Tidak heran kalau rasa bika ambon itu beda dengan kue-kue jajanan pasar yang lain.

Langkah berikutnya, kita kocok dulu telur sampai mengental. Setelah itu kita campur adonan biang dengan bahan kering yang disebut di resep.



Sampai di tahap ini nih bagian yang paling serunya. Suatu proses yang mengharuskan menggunakan tangan, tidak bisa tidak. Only by hand! supaya hasilnya memuaskan. Gerakannya pun dengan cara seperti menepuk-nepuk adonan, bahasa gaulnya sih dikeplok-keplok.. haaa.. keren kan istilahnya?

Setelah keduanya tercampur dengan rata, masukkan cairan santan kental yang tadi kita dinginkan. Saring dulu yaa jangan lupa. Jangan lupa teruskan gerakan mengeplok-ngeploknya. Sampai 20 menit!

Pegel? ya iyaaa laaahh... 20 menit untuk gerakan naik-turun seperti itu pastinya bikin panas lengan hehee..

Kemudian diamkan 3 jam, dan hasilnya adonan saya seperti ini penampakannya. Saya lupa apakah adonan yang seharusnya begini juga atau tidak.


Proses pemanggangan adalah bagian yang tricky lainnya. Menurut diskusi teman-teman di milis, alas rotinya nanti bisa tiba-tiba melayang ditengah adonan bukan berada di dasar loyang lagi. Waaah... lalu mengatasinya gimana dong? Coba nanti saya cari tahu lagi ya, karena saya menulis ini setelah hampir 1 tahun dibiarkan hanya dalam format draft saja.. hahahaaa..

Seingat saya,
- kertas roti harus sampai ke kedua dinding loyang sehingga nanti mudah untuk mengeluarkan adonan yang sudah matang
- loyang harus dipanaskan dulu sebelum dituang adonan
- jangan lupa untuk mengoles kertas rotinya dengan minyak sayur


Dari awal sampai tahap hampir selesai tinggal menunggu memasukkan adonan ke loyang tampak lancar-lancar saja. Tapi tahukah apa yang terjadi? Ada beberapa kecerobohan yang saya buat. Pertama, satu loyang belum diberi alas kertas roti. Kedua, tidak mengatisipasi kebocoran loyang, padahal konsistensi adonan ini sangat cair.
Jadi pada saat loyang sudah dipanaskan dan kemudian dituang ke loyang pertama, yang terjadi adalah adonan yang merembes keluar loyang. Waaahh... Chaos!


Dan karena tidak punya loyang yang lain dengan ukuran yang cukup untuk resep yang saya buat, terpaksa tetap menggunakan loyang tersebut namun dengan dialas dengan loyang yang lain. LOL..
Adonan dipanggang sesuai petunjuk resep yaa..

 

Jadi akhirnya satu loyang berakhir dengan kondisi seperti foto yang diatas. So sad :(
Tapi, perjuangan seharian itu membawa kebahagiaan yang tiada tandingannya *lebay*...  Bika ambonnya berserat.. yeeaaayyyy... So happy :) *loncat-loncat*


 Sekarang lebih menyadari lagi kenapa Bika Ambon sangat mahal dijual di tempat aslinya di Medan sana, susah banget bikinnya. Tapi hebatnya nih, banyak kan bika ambon dijual di pasar tradisional. Harganya murah tuh, kenapa bisa ya? Mungkin tukang kuenya udah sangat jago jadi ngga perlu teknik-teknik khusus lagi. Hmmm baiklah... practices make perfect.


Selamat menikmati penganan khas Indonesia hasil karya member KBB lain disini yaa... Nyaammm...

Blog Widget by LinkWithin